Listrik di Banda Aceh Mati 3 Hari, Pengusaha Mengeluh
Sejumlah pelaku usaha di Banda Aceh tengah mengalami kerugian akibat pemadaman listrik yang terjadi selama beberapa hari terakhir. Keadaan ini menjadi sangat meresahkan, terutama bagi mereka yang bergantung pada arus listrik untuk operasional sehari-hari.
Mahdi, seorang pemilik depot air isi ulang di kawasan Lamteumen, mengungkapkan sanksi yang mereka terima akibat pemadaman listrik tanpa sebab yang jelas. Aktivitas usahanya terhambat, dan ia mengkhawatirkan kehilangan pendapatan yang signifikan.
“Kami tidak bisa beroperasi karena pemadaman listrik yang berlangsung sangat lama. Usaha kami buka pagi sampai sore, namun dalam dua hari terakhir arus listrik baru menyala menjelang tengah malam,” kata Mahdi secara langsung.
Penyebab Pemadaman Listrik di Banda Aceh yang Mengganggu Usaha
Pemadaman listrik yang dialami oleh pelaku usaha di Banda Aceh ternyata berimbas pada berbagai sektor. Selain usaha air isi ulang, usaha laundry juga merasakan dampak yang sama. Irmayani, yang memiliki usaha laundry di Kecamatan Meuraxa, mengatakan usahanya tidak bisa berjalan akibat pemadaman yang berkepanjangan.
“Dengan pemadaman ini, tumpukan pakaian terus menumpuk, dan kami tidak dapat menyelesaikan pekerjaan kami,” jelas Irmayani. Hal ini menunjukkan bahwa pemadaman listrik tidak hanya merugikan, tetapi juga menambah stres bagi para pelaku usaha.
Lebih parah lagi, pemadaman listrik dapat menyebabkan risiko kerusakan pada alat elektronik. Irmayani khawatir mesin cuci yang digunakan dapat rusak jika arus listrik tidak normal saat menyala kembali.
Dampak Pemadaman Listrik terhadap Masyarakat Banda Aceh
Selain pelaku usaha, warga biasa di Banda Aceh juga merasakan dampak pemadaman listrik ini. Banyak dari mereka yang harus mencari alternatif untuk mendapatkan arus listrik, seperti mengunjungi warung kopi yang beroperasi dengan mesin genset. Kebiasaan ini menunjukkan betapa mendesaknya kebutuhan akan pasokan listrik bagi masyarakat.
Beberapa warga bahkan terpaksa mencari tempat-tempat umum yang tidak terpengaruh oleh pemadaman hanya untuk keperluan mandi atau penggunaan toilet. Fenomena ini menggambarkan betapa pengaruh pemadaman listrik menjangkau aspek-aspek kehidupan sehari-hari.
Pemadaman listrik yang terjadi setiap malam selama beberapa hari terakhir membuat warga merasa cemas. Mereka khawatir tentang kenyamanan hidup mereka dan bagaimana kehidupan sehari-hari dapat terpengaruh oleh ketidakpastian pasokan listrik.
Strategi Pemulihan yang Diterapkan Oleh PLN
Menanggapi masalah ini, Manajer Komunikasi dan TJSL PLN UID Aceh, Lukman Hakim, menjelaskan bahwa penyebab pemadaman listrik adalah gangguan di sisi pembangkit interkoneksi Sumatra. Hal ini menjadi masalah serius yang perlu segera diatasi agar pasokan listrik bisa kembali normal.
Menurut Lukman, pihak PLN berusaha keras melakukan pemulihan sistem kelistrikan. Dalam penjelasannya, ia menyebutkan bahwa lebih dari 60 persen dari sistem kelistrikan di Aceh sudah dipulihkan sejak terjadinya gangguan yang meluas itu.
Dia menambahkan, fokus utama PLN kini adalah untuk menyelesaikan pemulihan di sisa wilayah yang terdampak. Masyarakat pun diharapkan bersabar sembari menunggu perbaikan yang akan segera dilakukan oleh pihak PLN.
Harapan Masyarakat terhadap Pasokan Listrik yang Stabil
Masyarakat berharap agar PLN bisa memberikan penjelasan yang jelas mengenai masalah ini dan berkomitmen untuk memperbaiki pelayanan. Ketiadaan listrik selama beberapa hari bukan hanya menjadi kendala dalam usaha, tetapi juga mempengaruhi kondisi sehari-hari masyarakat.
Keberlangsungan berbagai usaha dan kenyamanan hidup masyarakat sangat tergantung pada keandalan pasokan listrik. Oleh karena itu, mereka sangat menantikan solusi permanen untuk masalah ini agar tidak terulang kembali di masa depan.
Selain itu, penting bagi PLN untuk meningkatkan sistem komunikasi dengan masyarakat. Kabar tentang pemadaman yang tidak terduga dapat mengurangi kecemasan dan memberikan kejelasan bagi warga dan pelaku usaha tentang langkah-langkah yang harus diambil.




