Di Kabupaten Aceh Tengah, banjir dan longsor yang terjadi pada 25 November 2025 telah mengakibatkan terisolasinya 82 desa di tujuh kecamatan. Sejumlah desa mulai mengalami kesulitan dalam akses darat, sehingga masyarakat menghadapi tantangan besar untuk mendapatkan bantuan dan memenuhi kebutuhan dasar mereka.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Aceh Tengah, Mustafa Kamal, mengungkapkan bahwa beberapa desa telah dapat diakses menggunakan kendaraan roda dua, meskipun kondisi jalan masih terhalang oleh lumpur. Akses menggunakan mobil masih sangat terbatas, sehingga upaya penanganan bencana menjadi semakin kompleks.

Hingga saat ini, daerah yang terisolasi terdiri dari 20 desa di Kecamatan Bintang, sembilan desa di Kecamatan Ketol, dan 17 desa di Kecamatan Celala. Dengan kondisi demikian, penduduk setempat yang berjumlah sekitar 54.975 jiwa sangat mengandalkan bantuan logistik dari pihak berwenang.

Keadaan Terkini di Daerah yang Terisolasi Akibat Bencana Alam

Musibah alam ini telah mengakibatkan kematian 23 orang di Kabupaten Aceh Tengah, sementara empat orang lainnya masih dinyatakan hilang. Data terbaru menunjukkan lebih dari 12.154 warga terpaksa mengungsi di 94 titik penyelamatan yang telah disediakan oleh pemerintah.

Saat ini, upaya penanganan bencana masih terkendala oleh kerusakan infrastruktur yang signifikan, dengan 92 titik jalan dan 72 jembatan mengalami kerusakan hebat. Kondisi ini menyulitkan proses distribusi bantuan dan pemulihan daerah yang terdampak.

Mustafa Kamal menyatakan bahwa tantangan terbesar adalah mendistribusikan bantuan logistik, seperti beras, ke daerah-daerah yang sulit dijangkau. Hanya opsi transportasi udara yang menjadi solusi sementara untuk mengantarkan kebutuhan mendesak kepada masyarakat yang terisolasi.

Pandangan Masyarakat terhadap Penanganan Bencana

Di tengah kondisi menyedihkan ini, penduduk sangat berharap akan penanganan cepat dari pemerintah terutama dalam hal pemulihan infrastruktur dan kebutuhan logistik. Mereka memerlukan perhatian lebih agar tidak terus-menerus hidup dalam keadaan terdesak.

Tanggapan masyarakat terhadap situasi ini bervariasi. Sementara sebagian dari mereka menunjukkan sikap optimis dan percaya bahwa bantuan akan segera datang, banyak yang merasa putus asa dan khawatir akan keberlanjutan hidup mereka tanpa akses yang memadai.

Melihat situasi ini, sejumlah organisasi relawan juga berupaya memberikan bantuan, meskipun mereka harus menghadapi tantangan akses yang sama. Ini menunjukkan semangat solidaritas dan kepedulian yang tinggi di tengah bencana yang melanda kawasan tersebut.

Langkah-langkah untuk Meningkatkan Respons Bencana di Masa Depan

Pentingnya persiapan sebelum terjadinya bencana seperti ini tak bisa diabaikan. Pemerintah dan instansi terkait perlu menyusun strategi mitigasi yang lebih efektif untuk menghadapi berbagai potensi bencana alam di Aceh Tengah. Pelatihan kepada masyarakat tentang cara bertindak saat bencana bisa menjadi salah satu langkah awal yang baik.

Selain itu, perlu ada peningkatan infrastruktur yang dapat bertahan lebih baik terhadap kondisi cuaca ekstrem. Keterlibatan masyarakat dalam merencanakan dan membangun infrastruktur akan menciptakan rasa memiliki dan tanggung jawab bersama dalam menghadapi bencana.

Dengan memperkuat jaringan komunikasi dan jalur distribusi, diharapkan pada masa mendatang, respons terhadap bencana dapat lebih cepat dan efisien, sehingga dampak dari bencana alam bisa diminimalisir.